LAPORAN
Konseling
Individual dengan Pendekatan Doa
Diajukan
sebagai Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Konseling Nabawi
Dosen
Pengampu : Ahmad Fadhil, Lc., M.Hum.
Disusun
Oleh :
Nama : Muhammad Iqbal Habibi
NIM
: 161340050
Kelas : BKI 5B
FAKULTAS
DAKWAH
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SULTAN
MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2018
Profil
Nama Lengkap : Diana Putri Khairin
Nama Panggilan : Diana
TTL : Jakarta, 02 Agustus
1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke : 1 dari 4 bersaudara
Usia : 19 Tahun
Alamat : Kp. Oteng Pasir Limus RT/RW
03/01, Desa Padasuka, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Latar Belakang Keluarga
Diana Putri Khairin adalah salah seorang
mahasiswi semester 3 di UIN SMH Banten. Ia mengambil jurusan di Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan yakni Jurusan Pendidikan Agama Islam. Ia adalah anak sulung dari 4
bersaudara dan ia pun memiliki 3 orang adik yang semuanya adalah perempuan.
Nama adik-adiknya adalah Haeva Salsabila yang berumur 13 tahun, Siti Rahmah
Rahayu yang berumur 11 tahun, dan yang bungsu bernama Zulaikha Nur Fajriah yang
berumur 5 tahun. Adapun pekerjaan dari Ayahnya adalah wiraswasta, sedangkan
Ibunya adalah Ibu Rumah Tangga.
Adapun pola asuh yang diberikan oleh orang
tuanya adalah tidak terlalu otoriter tetapi tidak terlalu bebas juga. Ada
hal-hal yang harus ditaati oleh setiap anak dan tidak memberikan kebebasan
sepenuhnya kepada anak-anak tersebut. Salah satu aturan yang ada di keluarga
ini adalah tidak boleh keluar rumah lebih dari jam 9 malam. Ini dikarenakan
rasa khawatir orang tua kepada anak-anak perempuannya karena takut terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan.
Lalu, adapun riwayat pendidikan yang sudah
ia tempuh ialah bersekolah di salah satu TK yang ada di Jakarta Barat, yakni TK
Mori Jakarta Barat. Setelah itu ia pun pindah dari kediamannya di Jakarta dan
melanjutkan Sekolah Dasar di SDN 3 Padasuka, lalu melanjutkan ke SMPN 1
Warunggunung, dan setelah itu mengenyam pendidikan SMA di SMAN 1 Rangkasbitung
yang menjadi salah satu SMA rujukan di Kabupaten Lebak.
Diagnosa
Mendengar dari cerita klien bahwasannya
akar dari permasalahan klien adalah tentang ijin atau ridhonya orang tua, klien
menjelaskan bahwa orang tuanya tidak senang apabila ia mengikuti organisasi
eksternal yang ada di kampus. Bukan tanpa alasan orang tuanya melaran klien
mengikuti kegiatan tersebut. Ini dikarenakan rasa takut orang tua apabila
anaknya mengikuti organisasi tersebut. Orang tua klien khawatir karena melihat
citra dari organisasi-organisasi tersebut di televisi yang terkesan anarkis
apabila mereka mengemukakan pendapat kepada pemerintah. Dan orang tua klien pun
takut anaknya hanya sekedar ikut-ikutan tanpa tau apa maksud dan tujuan dari
kegiatan tersebut. Serta orang tuanya pun takut anaknya terjerumus dengan
orang-orang yang salah dalam pergaulannya.
Ditambah
lagi bahwa orang tua klien menganggap bahwa anak perempuan tidak perlu
mengikuti organisasi-organisasi tersebut. Orang tuanya lebih menekankan kepada
klien untuk fokus saja terhadap perkuliahan yang sedang dijalaninya dan tidak
perlu mengikuti kegiatan-kegiatan yang cenderung bermuatan politik di dalamnya.
Treatment
Adapun pendekatan yang saya lakukan pada klien
saya adalah dengan menggunakan pendekatan teori gestalt. Saya berusaha untuk
merubah persepsi klien dengan cara meyakinkan klien agar tidak sepenuhnya apa
yang kita inginkan harus terpenuhi, ada kalanya kita harus berbakti kepada
kedua orang tua kita karena bagaimana pun juga mereka lah yang telah
membesarkan dan mendidik anak-anaknya sampai sekarang ini.
Lalu saya
pun menyarankan kepada klien agar senantiasa mengamalkan dan menghayati isi
dari hadits Rasulullah yang berbunyi :
Saya sarankan untuk menghayati hadits tersebut setiap sesudah
shalat fardhu dan membayangkan apa jadinya jikalau orang tuanya tidak peduli
atau bersikap acuh kepada anaknya. Dan tidak lupa untuk senantiasa mengingat
kebaikan-kebaikan orang tua agar kita menjadi anak yang berbakti kepada kedua
orang tua.
Evaluasi
Setelah melakukan konseling pada klien dan
meminta klien untuk mengamalkan doa yang telah saya berikan tersebut, saya pun
menanyakan pada klien bagaimana pekembangan klien setelah mengamalkan doa
tersebut. Klien pun menanggapinya dengan positif, ia sudah bisa sedikit demi
sedikit belajar ikhlas menerima keputusan dari orang tuanya, meskipun terkadang
masih ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya tetapi itu semua masih dalam
tahap proses untuk bisa menerima keputusan tersebut sepenuhnya.
Terminasi
Dan pada tahap terakhir ini, proses konseling
dinyatakan selesai dikarenakan klien sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa
masalahnya sudah teratasi dan menjalani kehidupannya seperti semula kembali.
Komentar
Posting Komentar