Ini adalah tulisan pertama saya di
semester 5 di jurusan Bimbingan dan Konseling Islam. Kali ini saya menulis
essay ini pada mata kuliah Konseling Nabawi dan masih dengan dosen yang sama
ketika semester 4 namun mengajar di mata kuliah Filsafat Islam pada saat itu
yakni Bapak Ahmad Fadhil, Lc., M.Hum. Dan pada tulisan kali ini saya akan
membahas tentang pengalaman pribadi mengenal Nabi Muhammad SAW.
Seperti kita ketahui bahwasannya Nabi
Muhammad SAW adalah seorang yang paling mulia di hadapan Allah SWT. Itu
dibuktikan dengan ketaatannya kepada sang pencipta alam semesta ini. Nabi
Muhammad adalah Nabi terakhir atau Nabi penutup di muka bumi ini. Dan
mukjizatnya pun masih ada sampai sekarang yakni kitab suci umat Islam yaitu Al
Quran.
Dan saya sendiri mengenal atau pertama
mengetahui tentang Nabi Muhammad SAW adalah ketika saya masih kecil. Saya
selalu diberitahu atau diajarkan oleh orang tua saya bahwa kita harus
menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dalam hidup kita karena banyak
sekali sifat-sifat terpuji yang bisa contoh dan diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dan nama Nabi Muhammad semakin
terngiang-ngiang setelah saya masuk sekolah agama. Pada saat itu di sekolah
agama saya dan ustadz saya beserta teman-teman saya selalu bershalawat sebelum
kegiatan ibadah sholat ashar tiba. Berikut ini adalah bunyi dari shalawatnya.
“Pada zaman dahulu
kala, pada zaman jahiliyah, hiduplah seorang nabi, nabi kita yang mulia, Nabi
Muhammad namanya, Siti Aminah Ibunya, Abdullah nama Ayahnya, dilahirkan di kota
Mekah, sesudah dewasa dia diangkat menjadi Rasul, oleh Allah yang kuasa
pencipta alam semesta.”
Begitulah kiranya bunyi
shalawat yang diajarkan pada saat saya sekolah agama dulu.
Dan kebetulan nama saya berawalan
Muhammad. Ini juga sebagai ciri atau tanda bahwa saya adalah seorang muslim.
Dan tentu saja saya sangat bangga diberikan nama dengan awalan Muhammad
tersebut. Nama lengkap saya adalah Muhammad Iqbal Habibi dan itu diberikan oleh
tiga orang yakni Kakek, Ibu, dan Ayah saya. Pada saat saya lahir, Ibu saya
memberikan nama Iqbal. Lalu, ditambahkan nama Habibi oleh Kakek saya dengan
alasan agar kelak saya bisa pintar dan cerdas seperti presiden ketiga Indonesia
yakni Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih kita kenal dengan BJ. Habibie.
Sesudah itu ditambahkan lagi di awal dengan nama Muhammad oleh Bapak saya
dengan alasan agar kelak saya menjadi orang taat dalam agama seperti Nabi
Muhammad SAW.
Membicarakan tentang Nabi Muhammad
mungkin tidak ada yang dibahas tentang keburukannya, pasti yang selalu dibahas
adalah kemuliaan seorang hamba terhadap Tuhan-Nya. Meskipun sudah dijamin oleh
Allah SWT untuk masuk surga, tetapi Nabi Muhammad tetap beribadah kepada Allah
SWT agar bisa dijadikan teladan oleh pengikut-pengikutnya pada saat itu hingga
akhir zaman kelak.
Saya pribadi lebih sering mempelajari
sejarah-sejarah Nabi Muhammad pada saat sekolah agama atau madrasah diniyah.
Pada saat itu saya diajarkan bahwa Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12
Rabi’ul Awal pada Tahun Gajah. Mengapa
disebut Tahun Gajah ? karena pada saat itu ada sekumpulan bala tentara yang
dikirim oleh Abrahah dari Yaman untuk menghancurkan Ka’bah. Namun dengan
kekuasaan Allah, rencana buruk itu pun gagal total karena Allah SWT mengirim
burung Ababil yang menjatuhkan batu-batu dari neraka untuk menyerang
tentara-tentara tersebut. Dan kisah ini pun disurahkan dalam Al Quran Surat
Al-Fiil yang berarti Gajah.
Dari kecil saya sudah diajarkan bahwa
ada 25 orang Nabi dalam umat Islam. Dan yang terakhir adalah Nabi Muhammad SAW.
Dan Rasulullah pun mendapat gelar Ulul Azmi bersama 4 nabi lainnya. Gelar ini
diberikan kepada Nabi-nabi Allah yang mempunyai ketabahan luar biasa. Untuk
mudah menghafalnya saya pun diberi singkatan oleh guru saya yaitu “MIMIN” yang
artinya Muhammad,Isa,Musa,Ibrahim, dan Nuh.
Lalu, saya pernah diceritakan oleh guru
madrasah diniyah saya bahwa Nabi Muhammad SAW pernah terlibat beberapa perang
melawan orang-orang kafir. Perang-perang tersebut diantaranya adalah perang
Badar, perang Uhud, perang Tabuk, dan lain-lain. Tetapi, pada saat perang Uhud
Nabi Muhammad dan pasukannya mengalami kekalahan dan kekalahan ini dituliskan
dalam surat Al-‘Imran ayat 140-179. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa
kekalahan ini adalah ujian dari Allah bagi Muslim mu’min dan munafik.
Dan saya sendiri pun merasa bangga
diberikan nama dengan awalan Muhammad oleh orang tua saya, karena tidak semua
orang terutama laki-laki diberi nama dengan awalan Muhammad. Lalu, saya pun
diceritakan oleh guru agama saya bahwa Rasulullah menikah dengan seseorang yang
bernama Siti Khadijah pada umur 25 tahun dan
pada saat itu Siti Khadijah berumur 40 tahun. Jarak umur yang lumayan
jauh tersebut tidak mengurungkan niat Rasulullah untuk menikahi Siti Khadijah.
Dan ketika Nabi Muhammad berumur 40 tahun baru lah ia diangkat menjadi Rasul.
Saya pun diceritakan oleh Ayah saya
bahwa Nabi Muhammad sudah berdagang dari usia remaja, bahkan dari kecil ia
sudah ikut dengan Pamannya Abu Thalib untuk berdagang. Dalam berdagang
Rasulullah menerapkan sifat-sifat yang terpuji seperti amanah, menjaga nilai
kejujuran, dan lain-lain. Dan itulah yang Ayah saya terapkan juga dalam praktek
jual belinya. Kebetulan Ayah saya juga seorang pedagang, dan beliau pun
berpesan agar apabila saya menjadi pedagang tanamlah nilai-nilai yang ada pada
Nabi Muhammad SAW, agar dalam kegiatan tersebut tidak hanya sebatas berdagang
melainkan mencari berkah dari Allah SWT.
Sewaktu saya duduk di bangku sekolah
dasar, salah seorang teman saya ada yang bertanya pada pada guru agama saya
mengenai bagaimana bentuk wajah dari Nabi Muhammad SAW. Lalu guru agama saya
pun menjawab bahwa kita tidak boleh menggambarkan wajah Nabi Muhammad tersebut.
Oleh sebab itu apabila ada film yang menceritakan tentang kehidupan Nabi
Muhammad maka wajah pemeran Nabi Muhammad tersebut diedit dengan menutupinya
oleh cahaya, karena menampilkan wajah Nabi Muhammad itu tidak diperbolehkan
dalam agama.
Pernah pada suatu waktu ada kontes untuk
menggambar wajah dari Nabi Muhammad SAW. Dan itu pun langsung menuai kecaman
dari banyak pihak. Banyak umat Islam yang memprotes kepada pihak penyelenggara
untuk tidak melanjutkan acara tersebut, karena ini dinilai sebagai bentuk
pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Demikian pengalaman pribadi saya dalam
mengenal Nabi Muhammad SAW. Masih banyak yang dapat kita ketahui tentang Nabi
Muhammad SAW. Dan tentu saja kita dapat menjadikan segala sesuatu dari Nabi
Muhammad SAW baik dari ucapan ataupun perbuatan yang dapat kita jadikan teladan
dan bisa kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu kita
bisa memuliakan Nabi Muhammad SAW dengan cara terus bershalawat mengagungkan
namanya sehingga selain kita bisa mengingat Rasul kita juga bisa mendapatkan
pahala dari kegiatan tersebut.
Komentar
Posting Komentar