Ini adalah tulisan pertama saya di
blog yang membahas tentang Filsafat Islam. Tulisan ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Filsafat Islam semester 4. Dosen dari mata kuliah ini adalah
Ahmad Fadhil, Lc., M.Hum. Pada tahun kemarin beliau sempat menjadi ketua
jurusan di jurusan saya yakni Bimbingan dan Konseling Islam atau biasa yang
disebut dengan jurusan BKI.
Filsafat
merupakan induk dari segala ilmu yang ada di muka bumi ini. Semua ilmu
pengetahuan yang ada sekarang ini merupakan pengembangan dari Ilmu Filsafat.
Begitu kira-kira ucapan yang saya dengar saat pertama kali belajar tentang Filsafat.
Saya sendiri mengetahui tentang Filsafat saat hendak lulus dari Sekolah
Menengah Atas atau SMA. Pada saat itu saya menuntut ilmu di SMA Negeri 1
Rangkasbitung. Pada saat itu ada yang bertanya kepada guru agama di sekolah
tentang Filsafat. Dan selain itu juga ada teman sekelas saya yang ingin
mengambil jurusan ini, bahkan satu-satunya orang yang mengambil jurusan ini di
sekolah saya. Dia pun mendapatkan berbagai tanggapan dari teman-temannya, ada
yang pro ada juga yang kontra. Tetapi kebanyakan temannya kurang mendukung
jurusan yang hendak ia ambil ini. Menurut beberapa temannya, apabila kita tidak
sanggup bertahan pada jurusan ini maka kita akan kehilangan arah. Dan filsafat
ini sendiri terbagi dalam beberapa cabang yaitu :
·
Epistemologi (
Filsafat Pengetahuan )
·
Etika ( Filsafat
Moral )
·
Estetika (
Filsafat Seni )
·
Metafisika
·
Politik (
Filsafat Pemerintahan )
·
Filsafat Agama
·
Filsafat Ilmu
·
Filsafat
Pendidikan
·
Filsafat Hukum
·
Filsafat Sejarah
·
Filsafat
Matematika
Dan sewaktu saya kuliah, ternyata ilmu ini pun
diajarkan di jurusan saya. Saya mendapatkan mata kuliah ini di awal semester
yakni semester 1. Pada saat itu mata kuliah yang diajarkan adalah Filsafat Umum.
Jadi, saya hanya diajarkan secara umum tentang filsafat ini. Mulai dari segi
pengertian, sampai tokoh-tokoh yang mendalami Ilmu Filsafat ini. Dan saya pun
sempat ada rasa khawatir dikarenakan penilaian orang-orang di sekitar saya
menganggap bahwa belajar filsafat ini harus kuat iman, karena apabila iman kita
tidak kuat maka kita akan jauh melenceng dari ajaran yang ada.
Kebanyakan orang menilai Ilmu Filsafat
ini masih banyak yang negatifnya daripada yang positifnya. Masih banyak orang
yang menilai bahwa filsafat ini adalah ilmu yang menyesatkan karena apabila
kita mempelajarinya sendiri tanpa didampingi oleh seorang guru maka akan
membuat orang yang mempelajarinya menjadi hilang arah, sesat, dan bahkan tidak
mengenal Tuhan atau Ateis. Pernah suatu waktu dosen yang mengajar mata kuliah
Psikologi yang bernama A.M Fahrurrozi, S.Psi, M.A. bercerita bahwa ada salah
satu temannya yang mengambil jurusan filsafat. Beliau bercerita bahwa temannya
ini tidak lagi mengerjakan solat karena dia belum bisa menjadi orang yang baik.
Ia pun mulai berhenti solat pada saat itu sudah 3 minggu lamanya. Menurut teman
dosen saya, ibadah kita tidak akan pernah diterima apabila kita sendiri belum
sepenuhnya menjadi baik. Lantas, dosen saya pun kebingungan, karena pada
dasarnya kita melakukan ibadah itu untuk membuat diri kita menjadi orang yang
lebih baik di mata Allah SWT. Dosen saya pun merasa sangat beruntung karena
beliau tidak diterima di jurusan ini. Beliau ingin sekali masuk jurusan
filsafat ini, tetapi setelah beberapa kali mengikuti tes hasilnya selalu sama.
Beliau tidak diterima di jurusan ini. Pada akhirnya beliau pun kuliah S1 di
jurusan Psikologi. Namun, kecintaan beliau pada filsafat ini masih belum
berakhir. Beliau masih mencoba peruntungan dengan mengikuti seleksi S2 atau
pascasarjana di jurusan Filsafat. Tetapi tetap saja hasilnya sama, beliau tidak
diterima di jurusan ini untuk kesekian kalinya. Meskipun tidak pernah bisa
menggapai mimpinya kuliah di jurusan Filsafat tetapi pada akhirnya beliau pun
merasa bersyukur kepada Allah SWT karena beliau tidak ditakdirkan untuk
mengenyam pendidikan di jurusan yang menurut sebagian orang termasuk jurusan
yang berat dan bisa menyesatkan ini yang salah satu contoh kasusnya teman
beliau sendiri. Teman yang dinilai alim oleh beliau, tetapi semenjak masuk
jurusan Filsafat temannya ini berubah drastis dan bisa dibilang mulai melenceng
dari ajaran yang ada. Mendengar cerita beliau, saya pun dibuat merinding karena
mempelajari ilmu ini tidak semua orang kuat menerima materi yang ada dalam
jurusan filsafat ini.
Adapun Filsafat Islam atau sering
juga disebut Filsafat Arab dan Filsafat Muslim merupakan suatu
kajian sistematis terhadap kehidupan, alam semesta, etika, moralitas,
pengetahuan, pemikiran, dan gagasan politik yang dilakukan di dalam dunia Islam atau peradaban umat Muslim dan
berhubungan dengan ajaran-ajaran Islam.
Ibnu Sina adalah salah seorang Muslim yang mendalami ilmu filsafat ini,
disamping itu ia juga mendalami ilmu kedokteran. Adapun karangan-karangan Ibnu
Sina tentang Filsafat di antaranya yaitu Danesh Nameh, Uyun-ul
Hikmah, Hikmah el Masyriqiyyin, Al-Hudud, dan masih banyak lagi. Adapun tokoh-tokoh internasional lainnya yang dapat
disebut sebagai filsuf-filsuf muslim di antaranya Ibnu Rusyd, Al-Ghazali, Al-Farabi
dan masih banyak lagi yang lainnya. Adapun tokoh nasional yang dapat disebut
sebagai filsuf muslim yaitu Abdurrahman Wahid alias “Gus Dur”. Beliau sendiri
adalah salah satu tokoh filsafat muslim di Indonesia. Dan yang menjadi objek
kajian dalam Filsafat Islam adalah objek kajian filsafat pada umumnya yaitu
realitas baik yang material (alam, manusia) maupun yang gaib (Tuhan).
Adapun
harapan saya dari mata kuliah Filsafat Islam ini adalah semoga saya sendiri
bisa mempelajarinya dengan benar dan terarah, dan harapan lainnya semoga ilmu
ini tidak lagi selalu dipandang negatif oleh kebanyakan orang. Manusia justru
perlu untuk mempelajari filsafat karena dengan kita mempelajari ilmu ini maka
kita bisa memikirkan suatu masalah secara mendalam dan kritis, serta mampu
berpikir secara logis dalam menangani masalah-masalah yang ada. Dan dengan
adanya Filsafat Islam ini kita bisa melakukan kajian ilmu ini dan bisa
mendalami ilmu ini sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Walaupun ilmu ini lebih
identik dengan bangsa-bangsa Yunani, tetapi banyak juga para filsuf-filsuf
muslim yang mendalami ilmu ini sehingga bisa kita jadikan acuan dalam proses
pembelajarannya. Dan jangan takut untuk mempelajari Ilmu Filsafat ini selama
ada pembimbing yang bisa mendampingi kita dalam proses belajar, karena Ilmu
Filsafat ini justru dibutuhkan oleh kita agar kita bisa memahami apa yang ada
di sekitar kita dengan logika-logika kita, serta jangan pernah takut terhadap image buruk tentang kajian ilmu ini,
karena pada dasarnya mereka yang menilai bahwa ilmu ini tidak baik belum
mengetahui sepenuhnya tentang Ilmu Filsafat ini, serta kebanyakan dari mereka
menilai ilmu ini dari mulut ke mulut saja, dan ini tentu saja tidak bisa
menjadi acuan penilaian yang faktual karena hanya bersifat opini belaka.
Komentar
Posting Komentar